CV. Delta Pest merupakan salah satu perusahaan jasa di bidang lingkungan (environmental service) dengan reputasi yang mengutamakan kualitas dalam setiap pekerjaannya dan pelayanan yang optimal bagi kepuasan anda, hal ini dapat terlaksana dengan baik karena kami didukung oleh tenaga-tenaga professional yang sudah berpengalaman dalam bidangnya serta dibantu sarana yang telah menjadi standart operasional pekerjaan dan menjadi jamiman atas mutu dari pekerjaan.
Berbekal dari pengalaman dan penghargaan konsumen atas pekerjaan yang telah kami lakukan maka dengan komitmen tersebut Delta Pest selalu setia untuk membantu anda mengatasi masalah-masalah yang menjadi tugas dan bidang jasa kami seperti :
Pengendalian Serangga (Pest Control)
Pengendalian Tikus (Rodent Control)
Fumigasi
Demikian informasi singkat tentang perusahaan kami dan merupakan kehormatan bagi kami apabila dapat melayani anda dalam mengatasi permasalahan serangga, tikus ataupun rayap.
Bersama ini kami sampaikan Proposal Program Pengendalian Hama dan kami mengaharapkan ada kerjasama yang baik dengan Bapak/Ibu, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Delta Pest
T/F. 021-77886659
08568781480










INFORMASI MASALAH SERANGGGA, TIKUS DAN RAYAP
Ordo rodentia merupakan jenis

Beberapa contoh hewanyang masuk ke dalam ordo rodentia adalah tikus, mencit, tupai, hamster, dll
Untuk membedakan hewan dari golongan rodentia, kita dapat mengetahuinya melalui pengamatan cirri-ciri morfologis yaitu:
a. Memiliki 4 gigi seri, yaitu masing-masing 2 di rahang atas dan rahang bawah
b. Terdapat "diasterma", yaitu terdapat celah diantara gigi seri dan geraham
c. Pertumbuhan gigi seri berlangsung seumur hidup
d. Pembentukan email gigi hanya terjadi dibagian luar saja
e. Lidah pendek dan memadat serta tidak dapat ditonjolkan kelaur melewati gigi
f. Jumlah jari kaki dibagian depan sebanyak 4 pasang, sedangkan dibagian belakang sebanyak 5 pasang
g. Ekor bersisik
h. Telingan tidak berambut kecuali Ratus norvegicus
Menurut Priyambodo, 2006 se

a. Tikus got (Rattus Norvegius)
b. Tikus rumah / atap (Rattus rattus)
c. Mencit Rumah (Mus musculuc)
Sedangkan jenis-jenis tikus yang dikenal didunia pertanian setidaknya terdapat 9 jneis tikus yaitu:
a. Wirok Besar (Bandicot

b. Wirok kecil (Bandicota bengaliensis)
c. Tikus riul (Rattus norvegicus)
d. Tikus rumah (Rattus rattus diardi)
e. Tikus sawah (Rattus argentiventer)
f. Tikus Pohon (Rattus tiomanicus)
g. Tikus Ladang (Ratus exulans)
h. Mencit Rumah (Mus musculus)
i. Mecit Ladang (Mus caroli)
Taxomi dari tikus dan mencit adalah sebagai berikut :
Phyllum : Chordata
Class : Mamalia
Ordo: Rodentia
Family : Muridae
Genus : Mus, Rattus, Bandicota
Species : Rattus exulans, Bandicota bengaliensis, mus caroli
Untuk membedakan antara jenis-jenis tikus dipergunakan 2 pendekatan, yaitu pendekatan morfologi dan non morfologi atau pendekatan habitat. Di dalam pendekatan morfologi kita harus mengamati karakter-karakter morfologis tikus, seperti bobot tubuh, ukuran panjang kepala dan badan, ukuran panjang ekor, ukuran panjang total, ukuran lebar dan telinga, ukuran panjang tekapak kaki belakang, ukuran lebar sepasang gigi pengerat rahang atas, dan jumlah atau rumus putting susu. Sedangkan untuk pendekatan habitat kita menentukan jenis tikus berdasarkan habitat ketika tikus tersebut ditemukan.
Dibawah ini adalah tabel morfologi tikus pada urban pests, yaitu :
ciri-ciri JENIS
Wirok kecil Tikus riu

Tekstur rambut Kasa dan panjang Kasar dan agak panjang Agak kasar Lembut dan halus
Bentuk hidung Kerucut terporong Kerucut terpotong Kerucut Kerucut
Bentuk badan Silindris agak Silindris agak Membesar kebelakang Silindris Silindris
Warna badan dorsal Membesar kebelakang Coklat hitam kelabu Coklat hitam kelabu Coklat hitam kelabu
Warna badan ventral Hitam Coklat kelabu (pucat) Coklat hitam kelabu Coklat hitam kelabu
Warna ekor dorsal Hitam Gelap Coklat gelap Coklat gelap
Warna ekor ventral Hitam Gelap agak pucat Coklat gelap Coklat gelap
Bobot tubuh 200 - 800 g 150 - 600 g 60 - 300 g 8 - 30 g
Panjang kepala dan badan 200 - 300 mm 150 - 250 mm 100 - 210 mm 55 - 100 mm
Panjang ekor 160 - 210 mm 160 - 210 mm 120 - 250 mm 70 - 110 mm
Panjang total 360 - 510 mm 310 - 460 mm 220 - 460 mm 125 - 210 mm
Lebar daun telinga 29 - 33 mm 18 - 24 mm 19 - 23 mm 9 - 12 mm
Panjang telapak kaki belakang 45 - 55 mm 40 - 47 mm 30 - 37 mm 12 - 18 mm
Lebar gigi pengerat 4 mm 3.5 mm 3 mm 1.5 mm
Rumus putting susu 3 + 3 pasang 3 + 3 pasang 2 + 3 pasang 3+ 2 pasang
2. Biologi
a. Indera
1) Pengelihatan
Indera pengelihatan tikus berkembang kurang sempurna dimana ia merupakan hewan yang buta warna. Menurut beberapa penelitian tikus lebih menyenangi akan warna kuning dan hijau cerah.
Walaupun tikus menderita buta warna, akan tetapi tikus mempunyai kemampuan dalam mengenali benda dalam cahaya yang kurang. Untuk tikus, ia dapat mengidentifikasi benda dalam radius 10 m, sedangkan mencit sapai dengan jarak panda 15 m.
2) Penciuman
Indera penciuman tikus berkembang dengan sempurna, hal ini dapat dilihat dari kemampuan tikus dalam mengidentifikasi pakan yang akan dijadikan sebagai sumber makanan dengan cara mengerak-gerakan kepala dan mendengus-dengus.
Selain itu mengidentifikasi pakan, indera ini pun sangat berguna untuk mengetahui betina yang sedang mengalami estrus, tikus lain, wilayah (dengan cara mencium bekas urine), atau bau predator.
3) Pendengaran
Indera pendengaran tikus berkembang dengan sangat baik dimana indera pendengarn ini berkorelasi dengan kemampuan tikus untuk menghasilkan suara ultrasonic. Suara ultrasonic dihasilkan oleh tikus dalam rangka melakukankomunikasi sosial, seperti pada anak tikus memanggil induknya, saat sedang melakukan aktifitas sexual, atau ketika sedang berkelahi dengan koloni lain.
Selain bisa mendengar dalam frekuensi ultrasonic, tikus pun bisa mendengar dalam frekuensi yang bisa didengar oleh manusia. Dengan kata lain indera pendengaran tikus dapat mendeteksi dalam dua puncak yang akustik yang berbeda yaitu pada 40 Khz untuk tikus dab 20 Khz untuk mencit, serta pada level ultra sonic berada pada frekuensi 100 Khz untuk tikus dan 90 Khz untuk mencit.
Dengan adanya kemampuan ini sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan tikus, akan tetapi mengingat banyaknya faktor eksternal yang mempengaruhi efektivitas dari suatu metode pengendalian, dilapangan metode yang memanfaatkan gelombang ultrasonic kurang efektif.
4) Perasa
Tikus mampu membedakan antara rasa seperti halnya dengan manusia. Menurut beberapa [enelitian tikus dapat mendeteksi dan menolak minuman yang mengandung rasa pahit. Implikasi di lapangan adalah sebagai operator pest control kita harus hati-hati dalam menentukan umpan pembawa yang digunakan untuk menarik tikus agar tidak terjadi jera umpan yang pada akhirnya menjadi resisten.
5) Peraba
Indera peraba dalam tubuh tikus sangat berguna dalam pergerakan tikus ditengah kegelapan. Sebagai alat untuk meraba, tikus mempergunakan vibrissae dan misaim yang dimilikinya.
Vibrissae adalah rambut-rambut halus dan panjang yang tumbuh diantara rambut-rambut normal pada bagian tepi (lateral) dan bawah (ventral) tubuhnya. Sedangkan misai adalah rambut-rambut halus dan panjang diantara kumis tikus.
Biasanya ke 2 alat peraba tersebut digunakan dengan cara memberikan sentuhan pada dinding lantai, atau benda-benda lainnya. Hal ini dapat membantu dalam menentukan arah dan member tanda bahaya jika ada lubang atau rintangan didepannya. Perilaku ini disebut dengan "Thigmotaxis"
Dengan adanya perilaku thigmotaxis ini maka tikus akan melalui pada jalan yang sama dan berulang kali untuk menghindari bahaya, sehingga prilaku ini disebut perilaku "runway"
6) Kemampuan fisik
Tikus memiliki kemampuan fisik yang sangat berguna dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, seperti :
i) Menggali
Tikus dapat menggali sampai pada kedalaman 50 - 200 cm, dimana biasanya system sarang tikus di tanah berbentuk lorong-lorong dan sangat sulit untuk mencapai pada sarang utamanya hal ini berfungsi untuk mengecoh predator seperti ular dan menambah kapasitas sarang jika populasi meningkat.
ii) Memanjat
Tikus dapat memanjat pada permukaan yang kasar seperti tembok, pvc, tali, dll. Hal ini ditunjang oleh morfologi tikus yang memiliki food pad (tonjolan yang keras dan kasar) pada bagian kakinya, cakar, serta ekor yang berfungsi sebagai alat keseimbangan
iii) Meloncat
Pada keadaan normal tikus dapat meloncat secara vertical samapi ketinggian 77 cm, sedangkans ecara horizontal loncat tikus mencapai 240 cm,. untuk mencit rumha, loncatanya secara vertical dapat mencapai 25 cm. loncatan ini dapat akan menjadi lebih tinggi atau jauh apabila terdapat ancang-ancang terlebih dahulu.
iv) Mengerat
Tikus dapat mengerat benda-benda yang sangat keras seperti tembok, steker, pintu, sepatu, kabel, aspal dll. Menurut beberapa peneliti tikus dapat mengerat benda-benda yang keras samapi nilai 5.5 pada skala kekerasa geologi.
v) Berenang
Tikus dapat berenang selama 50 - 72 jam dengan suhu 350 C, dan dengan kecepatan berenang 1,4 km/jam untuk tikus dan 0.7 km/jam untuk mencit. Selain itu tikus pun dapat menyelam selama 30 detik.
3. Perilaku Tkus
a. Perilaku makan
Ketika mendapati makanan, tikus tidak akan langsung memakan keseluruhan makanan tersebut akan tetapi ia akan mencicipinya sedikit demi sedikit serta akan meraskan reaksi yang terjadi pada tubuhnya. Jika dirasa tidak ada reaksi maka tius akan memakannya dalam jumlah yang banyak sampai pakan tersebut habis. Fenomena ini terjadi karena tikus memiliki sifat neo-phobia yaitu mudah curiga terhadao segala sesuatu yang baru diterimanya
Implikasinya dilapangan adalah ketika kita melakukan pengumpanan dengan menggunakan racun akut maka sebaiknya dilakukan metode pre-baiting terlebih dahulu yaitu dengan cara memberikan umapn yang disukai tikus dan tidak mengandung racun, setelah beberapa hari tikus biasa memakan umpan yang kita berikan, selanjutnya kita menggabungkan umpan tersebut dengan racun akut.
Hal ini dipergunakan apabila racun yang digunakan adalah racun akut, sedangkan apabila racun yang dipergunakan adalah racun kronis maka metode pre-baiting tidak perlu dilaksanakan
Metode diatas perlu diketahui dan dilaksanakan agar tidak terjadi bait-shyness atau poison shyness (jera umpan dan jera racun)
b. Perilaku sosial
Tikus merupakan hewan yang berkelompok dimana pada setiap kelompok, tikus jantan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi didalam koloninya. Pada saat populasi meningkat terjadi kompetisi internal didalam koloni tersebut dan pada akhirnya tikus jantan yang kalah akan keluar dari koloni bersama dengan tikus betina lainnya untuk membuat koloni yang baru.
c. Reproduksi
Reproduksi tikus sangat bergantung pada beberapa faktor yaitu faktor ketersediaan sarang, makanan, cuaca, serta musuh alamiahnya. Dalam keadaan normal tikus mempunyai potensi untuk meningkatkan populasinya dengan cepat karena didukung oleh cepatnya siklus hidup mereka seperti :
- Matang sexsual antara 2 - 3 bulan
- Masa bunting 21 - 23 hari
- Masa menyusui selama 4 minggu
- Post partum oestrus yaitu msa timbulnya birahi kembali 24 - 28 jam setelah melahirkan
- Merupakan hewan poliestrus yaitu melairkan tanpa mengenal musum
- Melahirkan anak dalam jumlah yang besar yaitu 3 - 12 ekor dengan rata-rata 6 ekor per kelahiran
Dalam keadaan yang tidak normal (kurangnya kapasitas sarang, sedikitnya jumlah makanan, banyaknya musuh alami, dan cuaca yang tidak mendukung ) populasi tikus akan berkurang dengan snagat cepat.
4. Pergerakan
Pergerakan tikus mencakup pada aktifitas harian, dan daya jelajah tikus. Aktivitas tikus harian bertujuan untuk mencari pakan, pasangan, dn orientasi wawasan.
Jarak yang ditempuh oleh tikus / daya jelajah tikus setiap harinya relative sama yaitu bekisar antara 30m - 200m, akan tetapi apabila jumlah pakan berkurang / tidak mecukupi, maka akan terjadi migrasi yang mencpai jarak lebih dari 700m.
Berdasarkan keterangan diatas, maka kita dapat memperkirakan jumlah tempat umpan yang dibutuhkan untuk satuan luas tertentu dan jarak antara satu tempat umpan dengan tempat umpan yang lainnya tanpa mengesampingkan hasil survey yang telah dilaksanakan sebelumnya serta standarisasi tertentu yang dilaksanakan oleh costumer.
5. Kerugian yang ditimbulkan
Beberapa kerugian yang ditimbulkan karena adanya tikus adalah :
1. Terjadinya kerusakan barang akibat keratin gigi seri tikus
2. Dapat menyebabkan penyakit Salmonella & Leptospira (bakteri), Entamoeba hystolitica & Giardia muris (Protozoa)
3. Menyebabkan kontaminasi pada bahan makanan oleh urine, dan feses.
4. Dapat menimbulkan ketakutan
5. Dapat merusak image
6. Tidak sesuai dengan standarisasi yang diikuti oleh costumer tertentu.
6. Pengendalian
Tidakan pengendalian yang harus dilakukan meliputi dari monitoring, prevention, exclusion, sanitation, dan treatment. Komponen-komponen tersebut merupakan sebuah system yang terintegrasi dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.
Penjelasan dari komponen-komponen pengendalian diatas adalah sebagai berikut :
a. Monitoring
Kegiatan monitoring meliputi pengematan terhadap suara, jejak kaki, jejak ekor, feses, urine, kerusakan, tikus hidup atau mati. Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentikasikan masalah yang ada dilapangan dan dicari solusi optimumnya agar tindakan pengendalian menjadi lebih efektif dan efisien
b. Prevention
Prevention bertujuan untuk mencegah agar tikus yang berda dia area luar tidak dapat memasuki area dalam bangunan. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan adalah dengan memasng seal bagian bawah atau samping pintu, dan celah-celah pada plafon yang dilewati oleh pipa atau kabel listrik.
c. Exclusion
Exclusion bertujuan untuk mencegah agar tikus yang berada di area dalam tidak dapat berkembangbiak. Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan merapihkan tumpukan barang atau menjaga jarak antara dinding dengan barang.
d. Sanitation
Sanitation bertujuan untuk mencegah agar tikus tidak mendapatkan sumber makanan sehingga pada akhirnya apabila sumber makanan menjadi berkurang mak tikus akan menjadi kanibal dan saling memakan diantara koloninya
e. Treatment
Treatmen bertujuan agar populasi tikus dapat berkurang dengan cepat, beberapa metode treatment yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan pengumpanan beracun dengan bahan aktif brodifacoum, coumatetralyl, dan bromadiolon. Trapping baik dengan lem atau perangkap hidup dan mati, Dust untuk populasi yang tinggi (tidak direkomendasikan di industry), Fumigant
7. Faktor penyebab kegagalan pengendalian
a. Kesalahan dalam mengidentifikasi permasalahan
b. Kesalahan dalam penempatan umpan
c. Kurangnya preparasi yang digunakan.
KECOA
1. Biologi kec

a. Taxonomy :
Phylum : Arthropoda
SupperClass : Hexapoda
Class : Insecta
Ordo : Dictyoptera
SudOrdo : Blatodea
Family : Blatellidea, Blattidae
Genus : Blatella, Supella, Periplaneta, Blatta
b. Morfologi Kecoa
Bagian tubuh kecoa terdiri dari tiga bagian yaitu kepala, dada, dan abdomen. Serangga ini memiliki tiga pasang kaki. Tubuhnya berbentuk oval dan pipih. Bagian dadanya ditutupi oleh pronotum. Pronotum ini yang menjadi ciri khas dari serangga ini.
Kecoa memiliki sepasang mata majemuk dan buah mata ocelli. Selain mata
c. Siklus hidup
Kecoa mengalami metamorfosis tidak sempurna. Kecoa mengalami metamorfosis tidak sempurna yang terdiri dari 3 stadia yaitu telur - nimfa - imago. Telur ditempatkan dalam kantung telur (ootheca) dan akan diletakan diatas atau dibawah substrat, atau dibawa oleh induknya hingga siap menetas.
Pada umumnya telur akan menetas setelah berumur 1 - 2 bulan. Pada stadia nimfa, kecoa akan mengalami beberapa kali pergantian kulit. Lamanya stadia nimfa berbeda-beda antara species yang satu dengan yang lainnya.
d. Kebiasaan dan prilaku
- Prilaku makan
Kecoa merupakan makluk hidup pemakan segala. Pada dasarnya serangga ini menyukai makanan berfermentasi. Jika tidak ada makanan, mereka akan bertahan hidup dengan memakan bahan organic yang ada.
- Aktifitas
Aktifitas kecoa dimulai pada malam hari. Serangga ini tidak menyukai cahaya. Akan tetapi jika pada siang hari tampak aktivitas kecoa, maka hal ini menandakan bahwa di tempat tersebut infestasi kecoanya tinggi. Aktivitas lainnya yang rutin dilakukan oleh serangga ini adalah menjilati bagian tubuhnya.
- Kemampuan terbang
Kecoa ada yang memiliki kemampuan terbang, dan ada pula yang tidak memilikinya. Hal ini tergantung pada speciesnya.
e. Habitat
Tempat yang disukai oleh kecoa untuk dijadikan sebagai sarang adalah tempat - tempat yang hangat, lembab, gelap, berupa celah / retakan, kotor, dan tidak jauh dengan sumber makanan. Habitat setiap jenis kecoa berbeda - beda, hal ini tergantung pada spesiesnya. Kecoa jerman dan Supella longipalpa lebih menyukai berada di daerah dapur. Kedua kecoa tersebut biasanya mendiami celah dan retakan, dibawah sink, gap antara lemari dengan dinding, instalasi listrik, dan alat eletronik seperti mesin jus, mesin coca cola, refrigerator, dll. Sedangkan kecoa amerika dan orientasi berada di area luar pada tempat-tempat yang kotor seperti mainhole, septic tank, saluran pembuangan limbah rumah tangga, tumpukan dus atau krat - krat botol minuman, dll.
f. Tanda-tanda infestasi kecoa
Infestasi kecoa di suatu area ditandai dengan :
- Adanya infestasi Kecoa ditempat tersebut
- Adanya ootheca atau exuviae
- Adanya potongan dari bagian tubuh kecoa
- Adanya jejak kecoa tersebut pada dinding atau peralatan yang dijadikan sarang oleh kecoa
- Adanya bau kecoa yang khas
- Adanya kotoran kecoa
2. Kerugian akibat kehadiran kecoa
Adanya infestasi kecoa menimbulkan beberapa kerugian, diantaranya :
- Carrier mikroorganisme penyebab penyakit, dikarenakan habitatnya ditempat yang kotor, serangga ini berasosiasi dengan mikroogranisme yang menyebabkan penyakir seperti Salmonella, Mycobacterium tuberculosis, entamoeba histolytica, Escherichia coli, Taenia saginata
- Menganggu kenyamanan
- Kontaminasi terhadap makanan
- Menyebabkan kerugian akibat kontaminasi
- Mencemarkan nama baik.
3. Inspeksi kecoa
Inspeksi merupakan hal yang sangat penting dalam keberhasilan suatu pengendalian. Berikut ini hal-hal atau tempat - tempat yang harus diperhatikan dalam menginspeksi kecoa :
- Celah & retakan
- Peralatan eletronik yang berada didekan makanan
- Instalasi listrik
- Gap antara benda yang satu dengan lainnya
- Engsel dari pintu
- Tumpukan file
- Saluran pembuangan limbah rumah tangga
- Septic tank
- Kamar mandi
4. Pengendalian
a. Prevention
- Monitor incoming good
b. Exclusion
- Menutup celah & retakan dengan sealing
- Memasang Fly Insect Catcher di area dalam
c. Sanitation
- Melakukan program sanitasi dengan baik dan berkesinambungan
- Membuang sampah secara teratur dan tidak diinapkan
- Tempat sampah dilapisi dengan kantong plastic dan tertutup rapat
- Tempat sampah selalu dalam keadaan & tidak ada ceceran sampah
- Saluran drainase yang dilalui limbah organic harus selalu sering diberisihkan
- Treatmen air panas
d. Treatment
- Baiting method
- Spraying method
- Hot fogging
5. Kegagalan dalam pengendalian kecoa
Kegagalan dalam mengendalikan kecoa disebabkan oleh :
a. Kegagalan dalam menemukan sumber infestasi
b. Terlewatnya treatmen pada sumber infestasi
c. Pemakaian insectisida yang tidak tepat 5 T
LALAT
1. Biologi l

a. Taxonomy
Phylum : arthroda
SuperClass : Hexapoda
Class : Insecta
Ordo : Diptera
Family : Muscidae Calliphoridae, Drosophilidae, Phoridae, Psychodidae, Sarcophafidae
Genus : Musca, Calliphora, Drosophilla, Pseudacteon, Psychoda, Sarcophaga
b. Morfologi lalat
Tubuh lalat terdiri dari tiga bagian yaitu kepala, dada dan abdomen. Serangga ini memiliki tiga pasang kaki. Tidak seperti serangga lainnya, alalt hanya memiliki sepasang sayap. Akan tetapi serangga dari ordo ini memiliki sepasang halter sebagai pengganti sayap belakang yang berfungsi sebagai alat keseimbangan.
Lalat memiliki sepasang mata majemuk. Mata majemuk tersebut terdiri atas ribuan lensa. Lensa-lensa tersebut berbentuk segi enam yang membentuk mata lalat memberikan bidang pengelihatan yang jauh lebih besar daripada lensa biasa. Pada sebagian lalat, kadangkala terdapat hingga 5000 lensa. Mata lalat dapat mengindra getaran cahaya 330 kali per detik. Disamping itu, struktur bulat mata juga memungkinkan lalat melihat ke belakang tubuh, dan dengan demikian memberinya keunggulan atas musuhnya.
Tipe mulut lalat adalah menjilat menghisap. Serangga ini akan menggerak-gerakan probosisnya sebelum ia menghisap makanannya. Bentuk proboscis lalat mirip seperti alat penghisap debu. Bagian ujung dari proboscis terdiri dari banyak pori
c. Siklus hidup
Lalat mengalami metamorfosis sempurna. Tahapannya melalui telur - larva - pupa - imago. Larva pada lalat tidak memiliki kaki dan tampak seperti ulat, sehingga sering disebut maggot. Pada stadia ini, lalat membutuhkan kondisi yang basah untuk perkembangannya. Pada saat mendekati stadia pupa, larva akan bergerak menuju tempat yang kering.
Lamanya waktu untuk menyelesaikan 1 siklus hidup dari serangga lalat bermacam-macam. Hal ini tergantung dari species dan faktor lingkungan. Siklus hidup lalap rumah (musca domestica) memakan waktu antara 7 - 10 hari dan akan menghasilkan 10 - 12 generasi selama musim kemarau, dimana seekor lalat betina akan meletakkan telur sebanyak 2 - 3 kali dengan jumlah 100 - 150 butir per perletakan. "Bottle Fly" (Lucillia sp. & Calliphora sp). Membutuhkan waktu antara 9 - 21 hari. Lalat bangkai (Sarcophaga sp) membutuhkan waktu selama 8 - 12 hari untuk menyelesaikan satu siklus hidupnya. Sedangkan lalat buah membutuhkan waktu 10 - 11.5 hari. Sementara Moth Fly (Psychoda sp) waktu antara 12 - 19 hari
d. Kebiasaan dan prilaku
- Prilaku makan
ciri khas lalat lainnya adalag cara mereka mencerna makanan. Tidak seperti organism hidup lain, lalat tidak mencerna makanan di dalam mulut, tetapi di luar tubuh mereka. Lalat menuangkan cairan khusus ke atas makanannya dengan belalai (prosbosis), mengubah kekentalan makanan tersebut agar sesuai untuk diserap. Kemudian, lalat menyerap makanan tersebut dengan pompa penyerap di kerongkongannya.
- Tempat istirahat
Pada saat tidak terbang dan tidak mencari makan, alat akan beristirahar. Tempat yang disukai pada saat istirahat adalah tali yang menggantung, tanaman perdu.
- Kemampuan terbang
Lalat memiliki kemampuan terbang hingga 20 km. kcepatan terbangnya mencapai 6 - 8 km/jam.
e. Habitat
Habitat lalat terbagi menjadi dua, yaitu tempat beristirahat (resting place) dan tempat berkembang biak (breeding place). Tempat peristirahatan nyamuk berada tidak jauh dari sumber makanan. Lalat sangat menyukai tali-tali yang menggantung, rating tanaman untung dijadikan sebagai tempat peristirahatan. Sedangkan tempat berkembang biaknya terdapat pada tempat-tempat yang mengandung bahan organic yang mengalami fermentasi atau pembusukan seperti tempat sampah yang terbuka, saluran drainase yang aliran airnya tersumbat dan dipenuhi oleh sampah organic, kotoran hewan.
f. Tanda-tanda infestasi lalat
Infestasi lalat disuatu area ditandai dengan
- Adanya infestasi lalat ditempat tersebut
- Adanya bahan organic yang membusuk
- Adanya larva / belatung pada bahan organic yang membusuk
2. Kerugian akibat kehadiran lalat
Adanya infestasi lalat menimbulkan beberapa kerugian, diantara :
- Carrier mikroorganisme penyebab penyakit. Berdasarkan tempatr breeding place & sumber makanannya, serangga ini berasosiasi dengan lebih dari 100 patogen dan menularkan penyakit seperti typus, cholera, disentri, TBC, antrax, diare, juga virus flu burung.
- Mengganggu kenyamanan
- Kontaminasi terhadap makanan
3. Inspeksi lalat
Inspeksi merupakan hal yang sangat penting dalam keberhasilan sautu pengendalian. Berikut ini hal-hal atau tempat - tempat yang harus diperhatikan dalam menginspeksi lalat :
- Sumber infestasi seperti tempat sampah, tempat penampungan sampah sementara
- Dekat tidaknya lokasi klien dari TPA
- Tali-tali yang menggantung (termasuk kabel listrik)
- Tanaman perdu
- Tempat kotoran hewan peliharaan
- Sanitasi di lingkungan customer
- System proofing di area customer
4. Pengendalian
a. Prevention
- Pintu yang selalu tertutup
- Pintu yang dilengkapi dengan door close
- Pintu dengan system 2 pintu
- Setiap ventilasi udara dilengkapi dengan ram kawat halus / kassa
- Melengkapi pintu automatic dengan air curtain dengan kecepatan 518 m/menit
b. Exclusion
- Memasang strip curtain pada setiap lorong yang tidak berpintu, terutama di area pengolahan makanan atau ruang produksi
- Memasang Fly insect catcher di area dalam
c. Sanitation
- Melakukan program sanitasi
- Membuang sampah secara teratur dan tidak diinapkan
- Tempat sampah dilapisi dengan kantong plastic dan tertutup rapat
- Tempat sampah selalu dalam keadaan bersih & tidak ada ceceran samaph
- Saluran drainase yang dilalui limbah organic harus sering dibersihkan
d. Treatmen
- Baiting Methode
- Larvaciding metode
- Sprying metode
- Blowing metode
- Cold fogging
- Hot fongging
5. Kegagalan dalam pengendalian lalat
Kegagalan dalam mengendalikan lalat disebabkan oleh :
a. Kegagalan dalam menemukan sumber infestasi
b. Terlewatnya treatmen pada sumber infestasi
c. Pemakaian insectisida yang tidak tepat 5 T
- Tepat waktu
- Tepat sasaran
- Tepat dosis
- Tepat metode
- Tepat alat
NYAMUK
1. Biologi nyam

a. Taxonomy
Class : Insecta / Hexapoda
Ordo : Diptera
Family : Culicidea
Genus : Anopheles; Aedes; Culex
b. Morfologi nyamuk
Anatomi larva
Ciri khas 3 genus nyamuk
Morfologi nyamuk jantan dan betina
c. Kebiasaan Nyamuk
- Antenna
Fungsi antenna nyamuk jantan berbeda dengan antenna nyamuk betina. Bulu tipis di ujung antenanya sangat peka terhadap suara yang dipancarkan nyamuk betina.
- System pernapasan
Dalam system pernapasannya, larva mengisap udara dengan menggunakan pipa berongga yang didorong ke atas permukaan air. Sementara itu, larva menggantung terjungkir di bawah air. Suatu cairan kental mencegah masuknya air ke lubang yang digunakan larva untuk bernafas.
- Proses perkawinan
Tepat disebelah organ seksual nyamuk jantan, terdapat anggota tubuh yang membantunya mencengkram nyamuk betina ketika mereka melakukan perkawinan di udara. Nyamuk jantan terbang berkelompok, sehingga terlihat seperti awan. Ketika seekor betina memasuki kelompok tersebut, nyamuk jantan yang berhasil mencengkram nyamuk betina akan melakukan perkawinan dengannya selama penerbangan. Perkawinan tidak berlangsung lama dan nyamuk jantan akan kembali ke kelompoknya setelah perkawinan. Sejak saat itu, nyamuk betina memerlukan darah untuk perkembangan telurnya.
- Perilaku makan
Anggapan banyak orang bahwa nyamuk adalah penghisap dan pemakan darah tidaklah sepenuhnya benar. Hanya nyamuk betina yang menghisap darah dan bukan yang jantan. Di samping itu, nyamuk betina menghisap darah bukan untuk kebutuhan makan mereka. Sebab baik nyamuk jantan maupun betina, keduannya hidup dengan memakan "nectar", yakni cairan manis yang disekresikan oleh bunga tanaman (sari madu bunga). Satu-satunya alas an mengapa nyamuk betina, dan bukan jantan, menghisap darah adalah karena darah mengandung protein yang dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan telur nyamuk. Dengan kata lain, nyamuk beina menghisap darah untuk mempertahankan kelangsungan spesiesnya.
- Proses penghisapan darah
Nyamuk dilengkapi dengan penerima panas yang sangat peka. Mereka mengindra segala sesuatu di sekitar mereka dalam warna menurut panasnya, sebagaimana terlihat pada gambar di sebelah kanan. Karena pengindraannya tidak bergantung pada cahaya, nyamuk sangat mudah menentukan letak pembulu darah dalam ruangan yang gelap sekalipun. Penerimaan panas pada nyamuk cukup peka untuk mendeteksi perbedaan suhu hingga sekecil 1/10000C
Teknik nyamuk untuk menghisap darah ini bergantung pada system kompleks yang mengatur kerja sama antara berbagai struktur yang sangat kompleks. Setelah mendarat pada sasaran, mula-mula nyamuk mendeteksi sebuah titik dengan bibir pada belalainya. Alat penghisap yang dimiliki oleh nyamuk mirip alat suntik ini dilindungi pembungkus khusus yang membuka selama proses pengisapan darah.
Nyamuk tidak menusuk kulit mangsanya dengan cara menancapkan proboscis dengan tekanan. Akan tetapi tugas utama ini dilakukan oleh rahang atas yang sangat tajam dan rahang bawah yang memiliki gigi/mandible yang membengkok ke belakang. Nyamuk menggerakan rahang bawah maju-mundur seperti gergaji dan mengiris kulit dengan bantuan rahang atas. Ketika proboscis diselipkan melalui irisan pada kulit ini dan mencapai pembulu darah, proses pengeboran berakhir. Sekarang waktunya nyamuk menghisap darah, dimana bagian sheate akan masuk ke pembulu darah dan menghisap darah.
d. Siklus hidup nyamuk
- Stadia telur
Telur nyamuk, yang berkembang dengan diberi makan darah, diletakan nyamuk betina diatas daun lembab atau kolam kering selama musim panas atau musim gugur. Sebelumnya, si induk memeriksa permukaan tanah secara menyeluruh dengan reseptor halus di tanah secara menyeluruh dengan resptor halus di bawah perutnya. Setelah menemukan tempat yang cocok, ia mulai bertelur
-
Telur nyamuk yang berkembang dengan diberi makan darah, diletakan nyamuk betina di atas daun lembap atau kolam kering selama musim panas atau musim gugur. Sebelumnya, si induk memeriksa permukaan tanah secara menyeluruh dengan resptor halusdi bawah perutnya. Setelah menemukan tempat yang cocok, ia mulai bertelur. Telur-telur tersebut panjangnya kurang dari satu millimeter, tersusun dalam satu baris, secara berkelompok atau soliter. Beberapa spesies. Beberapa spesies bertelur dalam bentuk tertentu, saling menempel sehingga menyerupai sampan. Diaman satu kelompok telur ini bisa terdiri atas 300 telur.
Telur-telur berwarna putih yang disusun rapi ini isegera menjadi gelap warnanya, lali menghitam dalam beberapa jam. Warna hitam ini memberikan perlindungan bagi larva, agar tidak terlihat oleh burung atau serangga lain. Selain telur, warna kulit sebagian larva juga berubah sesuai dengan lingkungan, sehingga mereka lebih terlindungi
- Stadia larva
Seusai masa inkubasi, larva-larva muali keluar dari telur secara hamper bersamaan. Larva, yang terus -menerus makan, tumbuh dengan capat. Kulit mereka segera menjadi sempit, sehingga mereka tidak bisa tumbuh lebih besar lagi. Ini berarti sudah tiba saatnya untuk pergantian kulit yang pertama. Pada tahap ini, kulit yang keras dan rapuh ini mudah pecah. Larva berubah warna dengan memanfaatkan faktor-faktor tertentu melalui berbagai proses kimia rumit
Metode makan larva pun menakjubkan. Larva membuat pusaran kecil di dalam air, dengan menggunakan dua anggota badan yang berbulu dan mirip kipas angin. Pusaran ini membuat bakteri atau mikroorganisme lainnya mengalir ke mulutnya. Sambil bergantung terjungkir didalam air, larva bernafas melalui pipa udara yang mirip "snorkel" yang digunakan para penyelam. Tubuhnya mengeluarkan cairan kental yang mencegah masuknya air ke lubang yang digunakan untuk bernafas. Singkatnya, mahluk hidup ini dapat bertahan hidup melalui banyak keseimbangan rumit yang berhubungan timbale-balik dan saling mempengaruhi. Jika tidak memiliki pipa udara, ia tidak akan mampu bertahan hidup. Jika tidak ada cairan kental, pipa pernapasannya akan dipenuhi air. Pembentukan dua system ini pada dua waktu yang berbeda akan menyebabkan kematian pada tahap ini. Ini menunjukan bahwa keseluruhan system nyamuk tersebut itu utuh sejak awal. Dengan kata lain, ia telah diciptakan. Larva berganti kulit sekali lagi. Pergantuan yang terakhir ini agak berbeda dengan sebelumnya. Pada tahap ini, larva memasuki tahap pendewasaan terakhir, yaitu tahap kepompong
- Stadia pupa
Kepompong yang mereka tempati menjadi sangat sempit. Ini berarti sudah tiba saatnya bagi larva untuk keluar dari kepompong. Selama tahap terakhir perkmbangan ini. Larva menghadapi bahaya terputusnya pernapasan, sebab lubang pernapasannnya yang mencapai permukaaan air melalui pipa udara akan tertutup. Sejak tahap ini, pernapasan nyamuk tidak lagi menggunakan lubang ini, tetapi melalui dua pipa yang baru saja muncul pada bagian depan tubuhnya. Oleh karena itulah, pipa-pipa ini tersembul di permukaan air sebelum pergantian kulit. Nyamuk dalam kepompong ini sekarang telah dewasa. Ia siap terbang, lengkap dengan semua organi dan organelnya, seperti antenna, tubuh, kaki, dada, sayap, perut dan matanya yang besar.
Kepompong tersebut tersobek di bagian atas. Bahaya terbesar pada tahap ini adalah bocornya air ke dalam kepompong. Akan tetapi, bagian atas kepompong yang tersobek ini ditutupi suatu cairan kental khususnya, yang berfungsi melindungi kepala nyamuk dari sentuhan air. Keadaan seperti ini merupakan kondisi yang sangat rentan karena ia dapat jatuh ke air dan mati akibat tiupan angina, dan nyamuk harus memanjat ke atas air dan hanya kakinya yang boleh menyentuh permukaan air.
Stadia dewasa
Ketika nyamuk keluar daru air, kepalanya tdiak boleh menyentuh air sama sekali. Jika tidak bernafas satu saat saja, napasnya akan terputus. Angina sepoi atau riak kecil pada permukaan air pun dapat berakibat fatal bagi nyamuk.
2. kerugina akibat kehadiran nyamuk
pada dasarnya nyamuk bukan merupakan seranggan berbahaya. Akan tetapi beberapa spesies nyamuk merupakan vector dari microorganisme yang menyebabkan penyakit berbahaya baik pada hewan berdarah maupun manusia. Oleh karena itu serangga ini dikelompokan berbahaya. Berikut ini penyakit yang disebarkan oleh nyamuk :
vektor Jenis microorganisme Microorganisme Nama penyakit
Anopheles gambie Protozoa Plasmodium falciparum Malaria serebal
An quadrimaculatus Protozoa P. falciparum
P. vivax
P. malariae Malaria serebal
Malaria tertiana atau pernisiosa
Malaria quartana
Aedes aegypti Virus DBD
Cullex sp Virus MVE Murray Valley Encephalitis
3. inspeksi nyamuk
sebelum dilakukan pengendalian, hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah melakukan inspeksi terhadap sumber investasi. Tempat yang diamati tersebut meliputi :
a. breeding place
- larva Aedes aegypti dapat ditemukan pada hamper semua tempat yang mengandung air yang bersih seperti tempat penampungan air, ban bekas, kaleng bekas, pelepah daun, pot tanaman, lubang-lubang pohon, tempat minum hewan peliharaan dll.
- Larva cullex sp. Dapar ditemukan pada air yang kandungan bahan organisknya tinggi seperti saluran pembuangan limbah rumah tangga yang tidak lancer alirannya seperti saluran pembuangan limbah rumah tangga yang tidak lancar alirannya
- Larva Anopheles dapat ditemukan pada air bebas seperti di rawa, sawah, kolam, sungai
b. Feeding place
c. Resting place
- area di bangunan / rumah ; seperti dibalik gorden jendela, pakaian bekas pakai yang digantungkan, dibawah tempat tidur, dibawah sofa, pada lorong yang gelap dan lembab, pada tanaman hidup yang ditempatkan di dalam ruangan
- area di luar bangunan; semak-semak, pohon yang rimbun
4. pengendalian
a. prevention
- menggunakan pintu system 2 lapis, yaitu pintu terluar berupa kawat kasa halus dan pintu terdalam berupa pintu utama, dimana terdapat jarak antara pintu yang pertama dan kedua, sehingga pada saat salah satu pintu terbuka maka pintu lainnya dalam keadaan tertutup
- melengkapi pintu dengan door closer
- melengkapi pintu otomatis dengan air curtain
- melengkapi ventilasi dan jendela dengan kawat kasa halus
- melengkapi pintu gudang dengan strip curtain
b. exclusion
- take it area dilengkapi dengan strip curtain
- tempat tidur dilengkapi dengan kelambu
c. sanitation
- gerakan 3 M
- membersihkan gor sampah agar aliran air lancar
- meniadakan semak-semak
- meniadakan genangan air
d. treatment
- larvaciding
- spraying
- cold fogging
- hot fogging
5. kegagalan dalam pengendalian nyamuk
penyebab kegagalan dalam mengendalikan nyamuk disebabkan oleh :
a. tidak ditemukannya sarang yang merupakan sumber infestasi dan treatmen pada sumber infestasi ini terlewatkan
b. tidak ditemukannya resting place dari nyamuk dewasa dan treatmen pada tempat tersebut terlewatkan
c. akses dari area luar ke area dalam dari suatu bangunan terbuka dan tanpa dilengkapi dengan "prevention"
d. tidak dilakukannya program sanitasi dilingkungan sekitar rumah
SEMUT
1. Biologi se

a. Taxonomy
Class : Insecta / Hexa poda
Ordo : Hymenoptera / sayap berselaput
Family : Formicidae
Subfamily : Dolichoderinae, Formocinae, Myrmicinae
Genus : Tapinoma, Camponotus, monomorium, dll
b. Morfologi semut
Secara garis besar tubuh semut terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, dada, dan perut. Pada kepala terdapat bagian mata, mulut, dan sepasang antenna. Semut memiliki sepasang mata majemuk atau mata facet dan mata tunggal. Antenanya membentuk sudut atau menyiku. Hal ini merupakan salah satu ciri khas dari serangga ini. Fungsi dari antenna adalah sebagai organ peraba dan pencium. Semut memiliki sepasang rahang yang sangat kuat dan tajam
Bagian dada merupakan tempat terletaknya sayap dan 3 pasang kaki. Sayap tersebut hanya dimiliki oleh kasta reproduktif. Semut memiliki 2 pasang sayap, dimana sayap belakang ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan sayap depan.
Semut memiliki kaki yang sangat kuat dan mereka dapat berjalan dengan cepat. Tubuhnya mampu mengangkat beban hingga 20 kali berat bobot tubuhnya.
Perut semut terdiri atas 2 bagian. Ciri khas dari serangga ini adalah terdapat bagian yang menyempit pada perutnya yang menghubungkan antara dada dengan perut yang disebut dengan petiole.
c. Siklus hidup
Semut mengalami metamorfosis sempurna yang terdiri dari 4 fase, yaitu telur, larva, pupa, dan imago. Telur semut berbentuk oval, berwarna putih bening dan berukuran sangat kecil. Larva berwarna putih. Pada fase larva, semut tidak memiliki mata dan kaki. Larva tersebut tidak dapat bergerak. Selama fase tersebut, larva dipelihara dan diberi makan oleh semut pekerja. Sama halnya dengan larva, pada saat fase pupa pun tidak dapat bergerak. Pupa berwarna putih kekuningan. Pada fase ini bentuknya sudah tampak seperti serangga dewasa, namun tidak dapat bergerak, tidak berwarna dan masih lunak. Pada fase pupa, semut tidak melakukan aktifitas makan. Siklus hidupnya mulai dari telur hingga dewasa memakan waktu antara 6 minggu hingga 2 bulan.
d. Kebiasaan dan prilaku
- system kasta
semut merupakan serangga sosial yang mengenal system kasta. Kasta pada semut terdiri atas 2 kasta yaitu kasta pekerja dan kasta reproduktif ( rat dan raja atau calon dari raja dan ratu). Semut pekerja bertugas sebagai pembuat sarang, memperbaiki sarang yang rusak, menjaga sarang dari musuh, mencari makan, memberi makan pada semut yang belum dewasa (larva) dan smeut dewasa termasuk ratu. Semut pekerja merupakan betina steril yang tidak memiliki sayap.
- Tugas setiap kasta
Tugas utama seekor ratu adalah bereproduksi. Akan tetapi, pada saat awal membentuk koloni ang baru ia harus merawat dan memberi makan (melalui kelenjar saliva) semut pekerja keturunan pertamanya. Pada kondisi normal, semut reproduktif memiliki 2 pasang sayap, namun setelah perkawinan terjadi maka sayap tersebut lepas dengan sendirinya. Seekor ratu dapat hidup hingga beberapa tahun dan jika ia mati maka akan digantikan oleh calon ratu lainnya yang masih satu koloni. Jumlah ratu dalam satu koloni bermacam-macam. Ada koloni yang hanya memiliki satu ekor ratu dan ada yang memiliki lebihd ari satu ekor ratu. Hal ini tergantung dari spesies semut itu sendiri.
- Prilaku makan
Dalam kesehariannya, semut pekerja beraktifitas untuk mencari makan. Mereka akan menyebar untuk mendapatkan sumber makanan. Semut yang telah menemukan sumber makanan akan kembali menuju sarang sambil menandai rute jalan menuju sumber makanan tersebut. Hal ini dilakukan untuk memberi tahu temannya rute jalan yang harus ditempuh. Sehingga aktifitas semut tersebut membentuk jalur yang menghubungkan antara sarang dengan sumber makanan.
Makanan yang disukai oleh semut sangat beragam, hal ini tergantung pada spesies semut tersebut. Smeut api menyukai madu, gula, protein, berbagai minyak, benih tanaman, tumbuhan dan serangga lainnya. Semut paraoh menyukai gula, protein, berbagai minyak, dan serangga. Crazy ant sangat menyukai gula, protein dan serangga. Sedangkan semut carpenter sangat suka dengan gula dan serangga.
Perilaku semut pekerja dalam pencarian makan dan pengangkutannya ke sarang berbeda-beda, tergantung spesies. Pada umumnya terdapat dua prilaku yaitu ada yang membentuk alur dalam pergerakannya dan ada pula yang tidak. Contoh semut yang pergerakannya membentuk alur adalah odorus ant, pharaoh ant, sedangkan contoh semut yang tidak membentuk alur adalah crazy ant.
e. Habitat
Beberapa spesies semut bersarang didalam tanah, tetapi beberapa spesies lainnya bersarang pada kayu atau celah diantara dinding. Criteria sarang adalah tertutup, lembab, dan tersedia makanan
f. Tanda-tanda infestasi semut
Infestasisemut di suatu area ditandai dengan ditemukannya aktifitas semut di area tersebut. Aktifitas semut tersebut akan selalu membentuk suatu pola yang menghubungkan antara sumber makanan dengan sarangnya. Oleh karena itu, dengan cara mengikuti alur semut tersebut, maka kita dapat mengetahui sumber makanan yang diambil oleh semut dan sekaligus sarang tempat persembunyian
Selain itu dapat diketahui dari adanya bangkai semut, adanya swarmer, adanya semutnya itu sendiri.
2. kerugian akibat kehadiran semut
adanya infestasi semut menimbulkan beberapa kerugian, diantaranya :
- carier microorganisme penyebab penyakit
- menimbulkan gangguan di area rumah, terutama dapur
- kontaminasi terhadap makanan
- menyebabkan kerusakan pada kemasan
- menyebabkan alergi pada manusia yang diakibatkan oleh sengatannya
3. inspeksi semut
inspeksi merupakan hal yang sangat penting dalam keberhasilan suatu pengendalian. Berikut ini hal-hal atau tempat-tempat yang harus dperhatikan dalam menginspeksi semut :
- infestasi semut hidup
- adanya bangkai semut
- adanya swarmer
- celah atau retakan pada bangunan, contoh celah/ retakan pada dinding, celah pada saklar listrik, celah dari mesin AC
- kayu-kayu yang telah rapuh pada struktur bangunan atau furniture
- sumber makanan, seperti ceceran makanan yang ada di dapur, tempat sampah, tempat penyimpanan makanan
- sarang, tempat ini dapat diketahui dengan mengikuti alur aktifitas semut. Biasanya sarang tersebut berada pada tanah (taman), tumpukan kayu bekas, kayu rapuh pada struktur bangunan, celah di bawah saluran drainase.
4. kegagalan dalan pengendalian semut
kegagalan dalam mengendaikan semut disebabkan oleh :
a. kegagalan dalam menemukan sarang
b. penempatan umpan yang tidak tepat
c. pemakaian insctisida yang tidak tepat area, seperti terleatnya treatment pada sarang, entry point, alur.
RA

1. Biologi rayap
a. Taxonomy
Phylum : Arthropoda
Superclass : Hexapoda
Class : Insecta
Ordo : Isoptera bentuk sayap yang sama ukurannya
Family : kalotermitidae, Rhinotermitidae, Termitidae
Genus : Neotermes, Cryptotermes, coptotermes, Schedorhinotermes,
Macrotermes, odontotemes, microtermes, nasutitermes
b. Morfologi rayap
Tubuh rayap terdiri dari tiga bagian yaitu kepala, dada, dan abdomen. Batas antara dada dan abdomen tidak jelas, dimana tampak lurus dan tidak berlekuk. Rayap dan ukurannya sama

Rayap memiliki bentuk yang polimorfi. Bentuk antara kasta satu dengan lainnya berbeda. Hal ini sesuai dengan tugas dari masing-masing kasta tersebut. Kasta pekerja memiliki mandible yang pendek, warna tubuh yang pucat dengan kutikula yang tipis, sedangkan kasta prajurit memiliki kepala yang besar dengan kutikula yang tebal mandible yang besar dan kuat
c. Prilaku rayap
Berikut ini khas dari rayap :
- serangga sosial
serangga ini hidup berkoloni dan telah memiliki system kasta. Kasta pada rayap terdiri dari 3, yaitu kasta pekerja yang bertugas sebagai pencarian makanan, merawat, dan membangun sarang; kasta prajurut yang bertugas melindungi koloni dari gangguan musuh; dan kasta reproduktif yang bertugas untuk menghasilkan keturunan.
- Makanan
Sasaran utamanya adalah kayu atau turunannya yang mengandung selulosa
- Daya jelajah
Jarak jelajah maksimal yang dilakukan oleh rayap adalah 118 m, hal ini tergantung dari ketersediaan sumber makanan di area tersebut.
- Tidak menyukai cahaya
Serangga ini tidak tahan terhadap cahaya dan snagat tergantung pada kelembaban. Oleh karena itu mereka membuat tunnel yang terbuat dari tanah dan sekresi dari tubuh mereka apabila jalan menuju sumber makanan tersinari oleh cahaya
- Membentuk tunnel
- Berketurunan diantara anggota koloni dimana mereka saling menjilati anus dan mulut dalam rangka menukar makanan
- Memakan temannya yang lemah atau sakit
- Memakai bangkai individu lainnya
- Komunikasi
Seekor ratu mengontrol semua aktifitas dalam koloni dengan cara mengeliarkan pheromone pada waktu yang berbeda-beda yang merupakan perintah bagi smeua rayap pekerja mengenai apa yang harus dilakukan pada saat berbeda-beda pula. Sedangkan komunikasi antar pekerja dilakukan dengan cara saling menyentuh bagian tubuhnya sambil menggerakan - gerakkan kepalannya.
d. Siklus hidup rayap
Rayap mengalami metamorfosis tidak sempurna. Serangga ini mengalami 3 tahap perubahan bentu, yaitu telur, nimfa, dan imago. Stadia nimfa memiliki bentuk yang mirip dengan stadia imago, akan tetapi ukurannya lebih kecil. Seekor ratu dapat hidup selama 10 - 20 tahun dimana panjang tubuhnya dapat mencapai 5 - 9 cm
e. Habitat
Sarang rayap tergantung pada jenisnya. Ada yang bersarang pada pohon yang masih hidup, pada kayu yang sudah mati dan kadar airnya masih tinggi (kayu lembab), pada kayu mati yang kadar airnya rendah (kayu kering), atau di dalam tanah
f. Tanda - tanda infestasi rayap
Adanya infestasi rayap di suatu tempat dapat diketahui dari tanda- tanda berikut ini :
- adanya kehadiran laron di area tersebut
- adanya tunnel pada bagian bangunan
- adanya property berbahan seluloasa yang rusak akibat serangan rayap
- adanya serbuk kayu / faecal pellets
2. kerugian akibat kehadiran rayap
berikut ini kerugian-kerugian yang ditimbulkan akibat serangan rayap :
- kerusakan pada struktur bangunan
- robohnya suatu bangunan yang mengakibatkan bahaya bagi orang yang ada di dalam bangunan tersebut
- hilangnya barang - barang berselulosa yang bernilai tinggi, seperti buku, barang seni, dokumen, arsip, dll
- kemungkinan terjadinya kebakaran, karena kabel yang dirusak
- mengganggu ketenangan jiwa
- meningkatnya anggaran biaya (untuk memperbaiki kerusakan akibat rayap)
3. inspeksi rayap
inspeksi merupakan hal yang sangat penting dalam keberhasilan suatu pengendalian. Berikut ini hal- hal atau tempat-tempat yang harus diperhatikan dalam menginspeksi adanya serangan rayap :
- mencari tunnel atau alur yang aktif
- mencari subnest
tempat yang dijadikan sebagai subnest oleh rayap adalah tempat yang lembab dan jarang dijamah oleh manusia, sehingga mereka merasa nyaman, contoh : gudang dalam keadaan bocor & tidak pernah dijamah, diatas plafon, room di hotel yang jarang diisi
- property berbahan kayu atau turunannya yang apabila di ketuk - ketuk mengeleuarkan suara yang nyaring
4. pengendalian
a. prevention
- meminimalisir penggunaan bahan berkayu
- menghindati kontak langsung bagian-bagian berkayu dari struktur bangunan dengan tanah
- mempergunakan kayu yang tahan terhadap rayap pada struktur bangunan
- melakukan treatment anti rayap pada tanah sebelum dibangun
- memastikan bahwa tidak ada kebocoran pada struktur bangunan
b. sanitation
memastikan bahwa tidak ada kayu - kayu bekas atau sisa-sisa tunggak pohon disekitar bangunan
c. treatmen
- konvensional treatmen > TFP, SPT, Chemex
- Non - konvensional Treatment > Sentricon
UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT
DAN PEMESANAN HUBUNGI :
Delta Pest
T/F. 021-77886659
08568781480
seasonbet777
BalasHapusPrediksi Skor Sheriff Tiraspol Vs Torpedo Kutaisi 19 Juli 2018
Prediksi Skor Sheriff Tiraspol Vs Torpedo Kutaisi 19 Juli 2018
Prediksi Skor Sheriff Tiraspol Vs Torpedo Kutaisi 19 Juli 2018
Prediksi Skor Sheriff Tiraspol Vs Torpedo Kutaisi 19 Juli 2018
Prediksi Skor Sheriff Tiraspol Vs Torpedo Kutaisi 19 Juli 2018